1. Pengalaman Vaginismus Saya
Tahun 2011 kami memutuskan untuk menikah, setelah 6 bulan masa pendekatan. untuk usia pasangan berusia 25 tahunan, pernikahan itu sesederhana: suami bekerja, istri dirumah memasak, kemudian memiliki anak serta mendidik dan membesarkan dengan kasih sayang. tak pernah terlintas sedikit pun tentang vaginismus. dibulan November akhirnya pernikahan kami digelar, kemudian seperti pasangan-pasangan pengantin baru pada umumnya kami pergi berbulan madu, setelah percobaan pertama di rumah gagal, akhirnya kami mencoba lagi, dengan suasana yang lebih tenang, pikiran yang saya pikir sudah sangat relaks dan bahagia, dan gagal lagi.. penetrasi penis tidak terjadi, padahal saat itu saya rasa saya sudah sangat bergairah, cairan vagina pun sudah cukup. tapi tetap saja penis seperti menabrak tembok, lubang vagina terasa sangat sempit. 3 malam di Bali ternyata tidak cukup membuat kami bisa melakukan penetrasi penis. di hari terakhir kami berbulan madu, kami mencoba searching di internet...