3. Pengalaman dilatasi mandiri di rumah pasca prosedur dilatasi berbantu
Selama 6 tahun vaginismus, di tahun-tahun awal tahu Saya vaginismus, Saya sudah sering mendengar kata dilatasi sebagai bentuk terapi penyembuhan vaginismus.
Dimana penderita dapat memulai dilatasi dengan menggunakan jari atau dengan dilator.
Saya sangat kebingungan saat itu, bagaimana mungkin saya memulai dilatasi, sementara jari kelingking saya saja tidak dapat masuk ke Vagina.
Yang saya rasakan ketika memulai latihan dilatasi mandiri adalah vagina saya keras dan sempit, jari kelingking saya baru masuk ujungnya saja sudah nyeri :( Hingga akhirnya saya mengenal prosedur dilatasi berbantu, dimana kita dibantu untuk memulai latihan dilatasi (seperti cerita saya sebelumnya, saya sudah melakukan prosedur dilatasi berbantu)
Akhirnya setelah melakukan prosedur dilatasi berbantu itu, saya bisa memulai dilatasi saya, yang tadinya saya pikir tidak mungkin.
Saya takjub, ternyata vagina saya bisa dimasuki dilator seukuran penis.
Kunci penyembuhan vaginismus ya memang dilatasi. Dan saya setuju, kalau menurut saya, vagina kita ini ototnya kaku, jadi dia perlu dilatih agar lentur.
Kalau menurut logika ala ala saya sih, orang kalau mau bisa olahraga bela diri, dia perlu latihan biar bisa menendang dengan luwes.
Awal-awal latihan pasti masih kaku, lama-lama berlatih pasti bisa lenturππ (ya ini logika awam saya aja sih, biasanya saya tanamkan dipikiran saya untuk afirmasi rajin latihan dilatasi)
Dua hari dirumah saya pernah kesulitan memasukan dilator yang ungu, seingat saya dokter pernah bilang, apabila tidak bisa masuk jangan dipaksakan, mulai lah lagi dengan dilator yang lebih kecil, lalu saya mulai dengan dilator biru (lebih kecil dari ungu)
Di hari ke lima saya masih kesulitan menggunakan dilator yang ungu, padahal biru sudah sangat lancar, lalu saya minta beberapa tips kepada teman-teman di grup yang sudah melalui fase ini, inilah mungkin salah satu keuntungan saya bergabung di grup magnificent journey, saya dikasih tips untuk atur nafas dan tidak tergesa-gesa, akhirnya saya atur nafas saya ketika memasukan si dilator ungu, tarik nafas ketika akan dimasukan, dan keluarkan pelan-pelan, tips ini sangat ampuh bagi saya, dan membuat saya menjadi rileks.
Saya akui memang kecemasan saya berlebih, dan saat dilatasi mandiri pun masih ada tersisa kecemasan, saya seharusnya memang dijadwalkan bertemu dengan psikiater pasca prosedur dilatasi berbantu, tetapi karena kesibukan suami saat itu yang mengharuskan kami cepat kembali, sehingga kami belum sempat bertemu dengan dr Teddy seorang psikiater di RSIA limijati.
Bagi teman-teman yang memang sudah dijadwalkan konsultasi dengan psikiater, saya sarankan untuk segera bertemu, karena dokter Robbi pernah bilang kepada saya bahwa kecemasan menghambat penyembuhan.
Dihari ke enam akhirnya si ungu sudah mulai bersahabat, ada satu kata-kata dokter Robbi yang mungkin melunturkan kekhawatiran saya, "vagina kamu normal!" Entah ya kata "normal" membuat saya bahagia, membuat energi saya besar. Saat itu dokter Robbi sudah bilang kepada saya untuk lekas temui psikiater karena kecemasan saya berlebihan, rencananya memang saya mau mencari psikiater di daerah tempat saya tinggal
Tapi qodarullah percobaan penetrasi di hari ke 11 membuat saya lebih percaya diri, karena penetrasi tersebut berhasil.
Saya sangat yakin semakin sering latihan dilator semakin mulus masuk dan keluar tanpa nyeri.
Hingga akhirnya saya putuskan melakukan intercourses di hari ke 11 dilatasi. Alhamdulillah berhasil otot vagina saya sudah luwes sudah mampu melakukan refleks ketika ada benda yang masuk. Mungkin ini kali ya impact dilatasi.
Semangat bagi yang sedang melakukan dilatasi mandiri. atau bagi yang tidak bisa dilatasi mandiri langsung seperti saya, tenang aja skrg sudah ada prosedur dilatasi berbantu.
Banyak faktor yang membuat kita tidak bisa dilatasi mandiri, salah satunya ya karena derajat keparahan vaginismus kita sudah tinggi, dan yang berhak menentukan derajat vaginismus cuma dokter.
Dimana penderita dapat memulai dilatasi dengan menggunakan jari atau dengan dilator.
Saya sangat kebingungan saat itu, bagaimana mungkin saya memulai dilatasi, sementara jari kelingking saya saja tidak dapat masuk ke Vagina.
Yang saya rasakan ketika memulai latihan dilatasi mandiri adalah vagina saya keras dan sempit, jari kelingking saya baru masuk ujungnya saja sudah nyeri :( Hingga akhirnya saya mengenal prosedur dilatasi berbantu, dimana kita dibantu untuk memulai latihan dilatasi (seperti cerita saya sebelumnya, saya sudah melakukan prosedur dilatasi berbantu)
Akhirnya setelah melakukan prosedur dilatasi berbantu itu, saya bisa memulai dilatasi saya, yang tadinya saya pikir tidak mungkin.
Saya takjub, ternyata vagina saya bisa dimasuki dilator seukuran penis.
Kunci penyembuhan vaginismus ya memang dilatasi. Dan saya setuju, kalau menurut saya, vagina kita ini ototnya kaku, jadi dia perlu dilatih agar lentur.
Kalau menurut logika ala ala saya sih, orang kalau mau bisa olahraga bela diri, dia perlu latihan biar bisa menendang dengan luwes.
Awal-awal latihan pasti masih kaku, lama-lama berlatih pasti bisa lenturππ (ya ini logika awam saya aja sih, biasanya saya tanamkan dipikiran saya untuk afirmasi rajin latihan dilatasi)
Dua hari dirumah saya pernah kesulitan memasukan dilator yang ungu, seingat saya dokter pernah bilang, apabila tidak bisa masuk jangan dipaksakan, mulai lah lagi dengan dilator yang lebih kecil, lalu saya mulai dengan dilator biru (lebih kecil dari ungu)
Di hari ke lima saya masih kesulitan menggunakan dilator yang ungu, padahal biru sudah sangat lancar, lalu saya minta beberapa tips kepada teman-teman di grup yang sudah melalui fase ini, inilah mungkin salah satu keuntungan saya bergabung di grup magnificent journey, saya dikasih tips untuk atur nafas dan tidak tergesa-gesa, akhirnya saya atur nafas saya ketika memasukan si dilator ungu, tarik nafas ketika akan dimasukan, dan keluarkan pelan-pelan, tips ini sangat ampuh bagi saya, dan membuat saya menjadi rileks.
Saya akui memang kecemasan saya berlebih, dan saat dilatasi mandiri pun masih ada tersisa kecemasan, saya seharusnya memang dijadwalkan bertemu dengan psikiater pasca prosedur dilatasi berbantu, tetapi karena kesibukan suami saat itu yang mengharuskan kami cepat kembali, sehingga kami belum sempat bertemu dengan dr Teddy seorang psikiater di RSIA limijati.
Bagi teman-teman yang memang sudah dijadwalkan konsultasi dengan psikiater, saya sarankan untuk segera bertemu, karena dokter Robbi pernah bilang kepada saya bahwa kecemasan menghambat penyembuhan.
Dihari ke enam akhirnya si ungu sudah mulai bersahabat, ada satu kata-kata dokter Robbi yang mungkin melunturkan kekhawatiran saya, "vagina kamu normal!" Entah ya kata "normal" membuat saya bahagia, membuat energi saya besar. Saat itu dokter Robbi sudah bilang kepada saya untuk lekas temui psikiater karena kecemasan saya berlebihan, rencananya memang saya mau mencari psikiater di daerah tempat saya tinggal
Tapi qodarullah percobaan penetrasi di hari ke 11 membuat saya lebih percaya diri, karena penetrasi tersebut berhasil.
Saya sangat yakin semakin sering latihan dilator semakin mulus masuk dan keluar tanpa nyeri.
Hingga akhirnya saya putuskan melakukan intercourses di hari ke 11 dilatasi. Alhamdulillah berhasil otot vagina saya sudah luwes sudah mampu melakukan refleks ketika ada benda yang masuk. Mungkin ini kali ya impact dilatasi.
Semangat bagi yang sedang melakukan dilatasi mandiri. atau bagi yang tidak bisa dilatasi mandiri langsung seperti saya, tenang aja skrg sudah ada prosedur dilatasi berbantu.
Banyak faktor yang membuat kita tidak bisa dilatasi mandiri, salah satunya ya karena derajat keparahan vaginismus kita sudah tinggi, dan yang berhak menentukan derajat vaginismus cuma dokter.
hay, saya mohon bantuanya, istri saya terkena vaginimus, tetapi saya tidak bisa membawa berobat ke bandung karena saya dari kalimantan dan terkendala biaya, untuk dilatornya bisa di beli dimana ya, akan saya coba dilatasi mandiri jika sudah punya dilatornya, terima kasih.
BalasHapusSaya samgat setuju dengan program dilatasi berbantu maupun mandiri, dan saya percaya sesuatu apapun bisa di latih dsn lakukan asalkan kita mau berusaha
HapusSaya samgat setuju dengan program dilatasi berbantu maupun mandiri, dan saya percaya sesuatu apapun bisa di latih dsn lakukan asalkan kita mau berusaha
HapusHallo. Bantu jawab ya.. Alat tsb tidak dijual di indonesia jadi kalo mau beli bs melalui online shop yg mengirim dr luar negeri. Contohnya aliexpress, eBay, Amazon.
HapusHalo Pak, saya tidak tau untuk pembelian dilator ada dimana, kmrin dilator ini saya dapat langsung dari dokter.
HapusSebagai informasi latihan dilatasi bisa dilakukan dengan jari, silahkan lakukan saja terlebih dahulu dengan jari, karna poin kesembuhan itu bukan di dilator, tapi di latihan dilatasi, silahkan coba dulu dengan satu jari, dua jari, tiga jari, lubrikan bisa menggunakan minyak zaitun.
Setidaknya itu informasi yang saya tahu dari dokter
Karna percuma apabila memiliki dilator tetapi tetap vagina menolak dilakukan dilatasi
Saran saya memang paling tidak datang dulu ke dokter, untuk di cek Drajat keparahannya, karna apabila derajat keparahan 4, jangan kan dengan dilator, jari saja tidak bisa masuk
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushalo, saya mengalami vaginamus tetapi tidak terlalu parah karna jari tengah pun sudah bisa masuk tanpa rasa sakit , saya tidak bisa berobat ke bandung karna terkendala waktu dan biaya bisakan saya hanya ke dokter psikolog daerah saya saja ? apakah itu bisa membantu?
BalasHapusHey gimana kabarnya sekarang? Aku juga kayak kamu. Bingung sekarang mesti gimana
HapusBeli dimana ya dilatornya kalo di indo??
BalasHapusDi tokopedia "pok pok baby shop"
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus